(Vibizmedia – Nasional) Sebagai negara besar dan memiliki wilayah yang luas serta upaya membangun kawasan industri dalam menumbuhkan dan mengembangan sektor penerbangan di Indonesia. Waktunya bagi Indonesia untuk membangun kawasan industri penerbangan terpadu.
Direktur Utama PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Richard Budihadianto mengatakan bahwa dengan tersebarnya tempat-tempat industri penerbangan di Indonesia, mempersulit kendali pemerintah terhadap pengendalian ekspor dan impor di dalam negeri.
Richard sampaikan bagi negara yang terpenting dalam sektor penerbangan adalah melalui kebijakan ekonomi dapat memberikan bea masuk 0%, ungkapnya, Kamis (18/2). Penerapannya dengan membuat kawasan industri penerbangan terpadu yang terdiri dari training center, bengkel-bengkel seperti GMF, adanya maintenance, repair, operating (MRO), perusahaan suku cadang dan workshop-workshop komponen.
Selain di Indonesia, negara-negara ASEAN lainnya sudah memiliki kawasan industri penerbangan seperti Thailand, Filipina, Singapura dan Vietnam. Di Indonesia ada 3 lokasi kawasan yang cocok untuk dijadikan kawasan industri penerbangan tersebut yaitu Karimun, Batam dan Bintan, ungkap Richard.
Pemilihan 3 wilayah tersebut dikarenakan berdekatan dengan Singapura, yang merupakan center of excellent daripada industri aviation. Dari seluruh airlines yang ada di Indonesia, biaya perawatan pesawat mencapai kurang lebih USD 1 miliar per tahun.
Dikarenakan kurangnya kapasitas dan kapabilitas, saat ini, biaya perawatan airlines di Indonesia kategori mahal sebab komponen dan engine harus dikirim keluar negeri. Berdasarkan jumlah keseluruhan biaya perawatan pesawat tersebut, hanya 30% saja yang mampu dikerjakan oleh bengkel-bengkel di Indonesia.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela
Pic : Antara