(Vibizmedia – Nasional) Besarnya belanja negara dibandingkan dengan penerimaan membuat pemerintah terus mengandalkan utang sebagai salah satu sumber belanja negara.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 yang masih disusun dalam skema defisit 2,1% atau sebesar Rp 272,2 triliun yang sumbernya berasal dari pembiayaan utang dan non utang.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pembiayaan utang tersebut sebesar Rp 329,9 triliun sedangkan non utang sebesar Rp 57,7 triliun. Bambang sampaikan bahwa pemerintah berencana akan menerbitkan Surat Berharga Negara sebesar Rp 326,2 triliun.
Disamping itu, pemerintah berencana untuk melakukan penarikan pinjaman luar negeri (Bruto) sebesar Rp 75,1 triliun yang terdiri dari pinjaman proyek sebesar 38,2 triliun, pinjaman program sebesar Rp 36,8 triliun sedangkan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 3,2 triliun, ungkapnya Selasa kemarin (6/10).
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 masih disusun dalam skema defisit 2,1%. Ini karena belanja negara yang dianggarkan lebih besar dibandingkan dengan penerimaan. Sehingga tahun depan pemerintah masih mengandalkan utang untuk salah satu sumber belanja negara.
Defisit 2,1% setara dengan Rp 272,2 triliun, dengan sumber pembiayaan utang dan non utang. Pembiayaan utang sebesar Rp 329,9 triliun dan non utang Rp 57,7 triliun,” ungkap Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela
Pic : Antara