Diantara pebisnis kelapa sawit sudah ada rule of thumb bahwa masalah terbesar dalam perkebunan bukanlah masalah keuangan, teknis penanaman, pemasaran ataupun kebutuhan orang ahli untuk mengerjakannya. Namun dari seluruh bisnis yang ada, masalah yang sering timbul setiap hari adalah masalah sosial, dengan jumlah sekitar 60 hingga 80 persen berkaitan dengan masyarakat pemilik tanah dan juga unsur-unsur pemerintah daerah. Karena alasan ini disetiap perusahaan biasanya memiliki program corporate social responsibility (CSR) bahkan ada yang membentuk divisi sendiri dibawah ruang lingkup sustainable development. Tugas mereka sehari-hari memonitor apa yang sedang terjadi di masyarakat dan memberikan jalan keluar bagi perusahaan agar tercipta kebersamaan dalam membangun.
Penulis Fadjar Ari Dewanto adalah Executive Director Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah)