KKP Genjot Produksi Udang Windu Dengan Prinsip Berkelanjutan

0
1290

(Vibizmedia – National) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produksi udang windu (penaeus monodon) sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya khas Indonesia. Selain memiliki peluang pasar yang masih terbuka lebar, udang windu juga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan udang vannamei (litopenaeus vannamei).

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan udang windu merupakan udang asli Indonesia yang harus tetap dikembangkan dan dilestarikan. Meskipun saat ini produksinya dari segi volume masih kalah dengan udang vannamei, pasar untuk udang windu masih terbuka lebar. Sehingga perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih udang yang kontinyu, demikian disampaikan Slamet Soebjakto melalui keterangan resmi di Jakarta pada Jumat (11/3/2016).

Data yang tersedia tentang kenaikan produksi udang windu menunjukkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 – 2014) mencapai 4,81 % per tahun, yakni dari 125.519 ton pada 2010 menjadi 131.809 ton pada 2014. Angka sementara yang tersedia untuk produksi udang windu pada 2015 adalah 201.312 ton atau 20% dari total produksi udang nasional. Produksi udang windu sebagian besar disumbang dari budi daya dengan sistem tradisional, namun juga dari produksi tradisional plus.

“Cara budi daya dengan sistem ini kita dukung karena selaras dengan prinsip keberlanjutan. Ke depan, kita dukung dengan membenahi saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut, sehingga kontinuitas produksi udang windu di wilayah ini dapat terwujud,” ujar Slamet.

Salah satu provinsi yang menjadi sentra produksi udang windu nasional adalah Kalimantan Timur. Potensi Kalimantan Timur cukup besar untuk pengembangan udang windu. Budi daya udang windu dilakukan dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan, baik keberlanjutan lingkungan maupun dari sisi usaha,karena dua hal ini harus berjalan beriringan agar masa kejayaan udang windu seperti pada 1990-an dapat diraih kembali. Di era 1990-an udang windu menjadi primadona perikanan Indonesia, namun memasuki tahun 2000-an popularitasnya kian surut karena wabah penyakit menyerang budidaya udang windu, sehingga sebagian besar petambak beralih ke udang vannamei.

Pemerintah melalui Dirjen Perikanan Budidaya KKP mendukung program ini dengan penyiapan induk unggul dan benih bermutu yang diproduksi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti di Balai Besar Perikanan Budidya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan juga Balai Perikanan Budidya Air Payau (BPBAP) Takalar.

Thailand dan Vietnam merupakan Negara yang tergolong berhasil dalam mengembangkan budidaya udang windu, yang induknya berasal dari Indonesia. Jangan sampai Negara asal sendiri tidak menjaga kelestarian udang Windu yang merupakan komoditas asli Indonesia ini.

Journalist : Mitri
Editor : Mark Sinambela
Pic : Beritadaerah.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here