PLN Sediakan Layanan Listrik Berbasis EBT Ciptakan Ekosistem Investasi Berkelanjutan

0
158
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu di Lampung berkapasitas 110 megawatt (MW). PLTP ini juga menjadi salah satu pembangkit PLN yang berkontribusi terhadap layanan REC. (Foto: PLN)

(Vibizmedia – Jakarta) PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan energi bersih sejalan dengan upaya Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sosial melalui penciptaan ekosistem investasi berkelanjutan. Untuk mendukung kebutuhan industri berkelanjutan di Indonesia, PLN telah menyediakan layanan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) melalui konsep Green Energy As a Service (GEAS).

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia dapat tumbuh secara signifikan jika didukung oleh investasi berkelanjutan. Pernyataan ini selaras dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditetapkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Rosan menekankan pentingnya investasi yang berorientasi ekspor dan berkelanjutan, serta menyebutkan bahwa permintaan global saat ini mengarah pada pelaksanaan investasi yang berkesinambungan.

Dalam sebuah diskusi di “Kompas100 CEO Forum 2024” di Istana Garuda, IKN, pada 11 Oktober 2024, Rosan mengungkapkan bahwa energi bersih telah menjadi fokus utama bagi investor global dan berharap agar semua pemangku kepentingan di Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini. Selain itu, ia menambahkan bahwa Pemerintah akan mendorong pembangunan kawasan industri (industrial park) yang ditenagai oleh energi bersih.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengonfirmasi kesiapan PLN dalam mendukung visi Pemerintah untuk membangun ekosistem investasi berbasis energi bersih. PLN telah menyediakan layanan khusus bagi industri untuk memastikan suplai listrik bersih yang andal dan terjangkau, salah satunya melalui produk Renewable Energy Certificate (REC).

Darmawan menjelaskan bahwa langkah ini mendukung agenda Pemerintah menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Ia juga menyebutkan bahwa listrik yang disalurkan melalui layanan GEAS bersumber dari pembangkit berbasis EBT, yang telah dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan nasional maupun global di Indonesia.

Sampai September 2024, layanan REC PLN telah mencapai 9.776 transaksi dengan total penjualan 4,01 juta MWh, meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun 2023 yang mencatat 2.554 transaksi dengan penjualan 2,33 juta MWh. Darmawan menyatakan bahwa peningkatan tersebut mencerminkan komitmen PLN dalam mendukung transisi energi hijau melalui penggunaan REC di Indonesia.

Ia menambahkan bahwa PLN terus meningkatkan kapasitas energi bersih guna memenuhi permintaan listrik hijau dari industri. Dua pembangkit baru, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Nusa Tenggara Timur dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem di Papua, telah ditambahkan sebagai sumber REC. Dengan demikian, PLN kini memiliki delapan pembangkit yang dapat menerbitkan REC, dengan kapasitas produksi mencapai 4,7 juta unit REC atau 4,7 TWh per tahun, dan jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat.