(Vibizmedia – Nasional) Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dalam 10 tahun terakhir dan menjadi motor penggerak utama mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra S. Atmawidjaja, menyatakan bahwa infrastruktur merupakan fondasi esensial. Tidak hanya memacu pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjadi prasyarat untuk menjadikan Indonesia negara maju, khususnya dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045.
“Kita membangun banyak, tetapi sebetulnya belum cukup. Infrastruktur yang kita bangun adalah fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema “Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur” pada Senin (2/9/2024).
Beberapa infrastruktur seperti jalan tol, bandara, bendungan, dan sarana transportasi massal telah menunjukkan dampak nyata dalam meningkatkan efisiensi dan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan infrastruktur fisik, pemerintah juga mengakselerasi pembangunan digitalisasi untuk memperkuat daya saing dan kualitas pembangunan nasional.
“Pembangunan jalan tol sepanjang 2.700 kilometer (km), misalnya, telah menghubungkan wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Infrastruktur jalan tol ini berimplikasi besar terhadap percepatan distribusi barang dan meningkatkan daya saing ekonomi,” jelas Endra.
Pembangunan ini bertujuan untuk menciptakan konektivitas yang lebih efisien, mengurangi waktu tempuh, dan meningkatkan aksesibilitas di berbagai wilayah.
Direktur Utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Fadhilah Mathar, mengatakan bahwa Kementerian Kominfo berhasil meningkatkan penetrasi internet di Indonesia dari 34,9 persen pada 2014 menjadi 79,50 persen dari total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang terhubung ke internet, yang pada gilirannya membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital.
Salah satu program andalan BAKTI adalah pengembangan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) melalui jaringan fiber optik dan satelit. Salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan permintaan (demand) di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh teknologi digital.
“Kami menyadari bahwa digitalisasi hanya akan berhasil jika masyarakat memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan untuk menciptakan talenta digital yang siap bersaing di era ekonomi digital,” jelasnya.
Infrastruktur dan digitalisasi bukan hanya tentang pembangunan fisik atau teknologi semata, tetapi juga tentang membangun masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan besar menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi pada 2045.