PLTS Ground-mounted Terbesar di Indonesia Berkapasitas 100 MWp Telah Resmi Beroperasi di KBI Purwakarta

0
341
Foto aerial salah satu lokasi PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia dengan kapasitas 100 Megawatt peak (MWp) di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. (Foto: PLN)

(Vibizmedia – Jakarta) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ground-mounted terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 100 Megawatt peak (MWp), di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, telah resmi beroperasi pada Rabu, 28 Agustus 2024. Peresmian tersebut dilakukan oleh PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Batam, bekerja sama dengan PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV).

Dengan mulai beroperasinya pembangkit yang ramah lingkungan ini, diharapkan daya saing industri dalam negeri melalui pemanfaatan listrik hijau akan meningkat. PLTS yang dibangun di lahan seluas 80 hektar ini dioperasikan oleh PT Aruna Hijau Power (AHP), sebuah perusahaan patungan antara PLN Batam dengan Aruna PV. PLTS ini diproyeksikan mampu menghasilkan 150 GWh energi bersih per tahun, yang setara dengan pengurangan emisi sebesar 118.725 ton CO2.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jisman P. Hutajulu, menyambut baik langkah cepat PLN dan AHP dalam pembangunan PLTS ground-mounted di Purwakarta. Ia menyatakan bahwa peresmian PLTS ini merupakan tonggak sejarah baru dalam upaya transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Menurutnya, PLTS ini sangat diharapkan ke depannya dan diharapkan kesuksesannya dapat memberikan manfaat optimal serta menjadi contoh bagi sektor industri dan pemegang wilayah usaha lainnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia, PLN berkomitmen mendukung pengembangan sektor industri dalam negeri dengan menggunakan listrik hijau dalam operasionalnya. Upaya ini dianggap sejalan dengan peta jalan transisi energi pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Darmawan juga menegaskan bahwa PLN tidak hanya bertujuan untuk menyediakan listrik yang andal, tetapi juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan listrik hijau bagi industri di Indonesia. Hal ini merupakan wujud komitmen PLN kepada negara untuk menjadi pelopor dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan dan berkelanjutan. Dalam proyek PLTS ini, PLN bekerja sama dengan AHP, didukung oleh PT Tatajabar Sejahtera (TJS) sebagai offtaker dan PT Besland Pertiwi sebagai pemilik lahan proyek.

Darmawan menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan contoh kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan swasta dalam mewujudkan ketahanan energi melalui peningkatan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Ia menekankan bahwa perubahan iklim adalah masalah global yang harus dihadapi bersama, dan satu-satunya cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah melalui kolaborasi.

Darmawan optimistis bahwa pengoperasian PLTS ini akan menciptakan dampak ekonomi yang substansial, menciptakan banyak lapangan kerja, membuka peluang bisnis, dan mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di Kawasan Industri Kota Bukit Indah dan sekitarnya. Ia juga menyatakan bahwa proyek pengembangan PLTS ini merupakan dukungan PLN dalam meningkatkan daya saing industri di dalam negeri, terutama dalam memenuhi tuntutan global untuk beralih ke energi bersih.

Direktur Utama AHP, Adi Dharmanto, menyampaikan rasa syukurnya karena proyek PLTS ground-mounted terbesar di Indonesia ini dapat diselesaikan lebih cepat dari target, yaitu sekitar tujuh bulan. Sebagai developer, Adi dan timnya memiliki prinsip untuk mengerjakan proyek ini dengan sepenuh hati, memenuhi janji tidak hanya kepada para pemangku kepentingan tetapi juga kepada bangsa Indonesia. AHP berkomitmen untuk menjadi salah satu mitra PLN yang berperan dalam transisi energi baru terbarukan.

Sementara itu, Direktur Utama TJS, Kuky Permana, menyatakan bahwa suplai listrik bersih dari PLTS sesuai dengan kebutuhan listrik di Kawasan Industri Kota Bukit Indah. Saat ini, ada 244 pelanggan di kawasan tersebut dengan beban puncak rata-rata pada hari kerja mencapai 126 Megawatt (MW), sementara pada hari libur dan akhir pekan turun menjadi sekitar 70 MW.

Kuky mengungkapkan kebanggaannya bisa berpartisipasi dalam proyek strategis ini, yang merupakan bagian dari program pemerintah untuk mencapai NZE pada tahun 2060. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat, Kementerian ESDM, pemerintah daerah, serta PLN dan jajarannya atas dukungan besar yang diberikan untuk proyek strategis ini.