(Vibizmedia– Commodity) – Pada artikel di bawah ini akan dibahas pergerakan harga batu bara yang sangat melonjak pada dua minggu terakhir, penyebabnya adalah karena krisis energi yang sedang terjadi dimana harga gas alam dan harga minyak mentah meningkat sempat mencapai harga tertinggi 7 tahun.
Kenaikan harga dari gas alam menyebabkan terjadi krisis energi terutama pada pembangkit listrik di negara Eropa, Cina dan India, dimana pembangkit listrik tenaga gas alam masih banyak yang digunakan mereka, sehingga mereka kembali memakai batubara yang harganya lebih murah.
Akibatnya terjadi lonjakan harga batu bara dan mencapai harga tertingginya pada tanggal 5 Oktober 2021.
Harga Batu Bara pada awal minggu tanggal 18 Oktober kembali turun karena profit taking pada harga yang tinggi, kenaikan yang tinggi terjadi pada minggu pertama dan ke dua bulan Oktober.
Harga acuan batubara Desember di NewCastle pada tanggal 18 Oktober 2021 turun $10.10 (4.11%) menjadi $235.60.
Dari grafik harga batu bara sejak Desember 2020 sampai 15 Oktober kenaikan harga terus terjadi pada awal tahun sampai di bulan Mei harga masih flat karena pandemi covid, permintaan batu bara tidak terlalu besar, tetapi setelah bulan Juni dan selanjutnya harga batubara terus meningkat.
Pergerakan harga batu bara pada tahun ini dari Desember 2020 sampai 15 Oktober 2021 harga batubara naik $152.96 atau 189%.
Pergerakan kenaikan harga batubara pada bulan Oktober mencapai puncaknya pada tanggal 5 Oktober 2021.
Harga batubara pada bulan Oktober ini sempat mencapai harga tertinggi pada 5 Oktober 2021 di harga $271.12 naik 235% dari Desember 2021
Penyebab kenaikan dari harga batubara adalah terjadinya krisis energi :
Minyak mentah
Harga minyak mentah WTI naik terus dimana pada hari Senin 4 Oktober menembus $78, level tertinggi sejak tahun 2014, setelah anggota-anggota OPEC+ tetap bertahan kepada kebijakan untuk hanya menaikkan produksi sebesar 400.000 barel per hari. Terus naiknya harga minyak mentah WTI ini bisa mengganggu pemulihan ekonomi global.
Pada 12 Oktober Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex terus naik dari $75.33 ke $77.00, lalu ke $79.00 dan akhirnya berhasil menembus $80.00 dan sekarang diperdagangkan di $80.25 dengan kembalinya permintaan global terhadap minyak mentah.
Dengan mulai datangnya bulan – bulan musim dingin dan udara yang lebih dingin masuk, permintaan energi bertumbuh.
Meskipun demikian, Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) masih menahan diri untuk menambah produksi minyak mentah sekalipun harga minyak mentah terus meningkat.
Sementara itu, menyebarnya kekurangan energi di Asia, Eropa dan AS telah membuat harga minyak mentah WTI dan gasoline naik membumbung tinggi.
Dalam catatannya pada hari Senin, Reuters mengatakan bahwa di belahan bumi yang jauh lainnya seperti India, sebagian negara bagian mengalami pemadaman total karena kekurangan batubara. Di Cina, pemerintah memerintahkan para penambang batubara untuk meningkatkan produksi batubara dengan harga energi membumbung naik.
Perkiraan harga minyak mentah dari 18 –22 Oktober, Setelah naik dari $73 ke $75, karena terjadinya krisis energi di dunia, harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex meneruskan kenaikannya ke $78.80 dan pada minggu lalu, memperpanjang kenaikannya ke $82 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah ke $82 karena Organization of Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) tidak mau menambah jumlah produksinya dan tetap berpegang kepada jumlah produksi sebanyak 400.000 barel per hari, meskipun ada usaha dari Gedung Putih untuk mengembangkannya. Keputusan dari OPEC+ untuk tetap bertahan di produksi sekarang adalah karena mereka percaya bahwa kurangnya supply minyak saat ini hanya bersifat sementara dan akan berlalu begitu pasar gas alam dan batubara stabil kembali.
Gas alam
Harga bahan bakar pembangkit listrik melonjak secara global karena permintaan listrik rebound dengan pertumbuhan industri, pengetatan pasokan batu bara dan gas alam cair.
Negara yang terkena dampak krisis energi :
Cina
Impor batubara Cina di bulan September adalah yang tertinggi pada tahun ini setelah pembangkit tenaga listrik membutuhkan bahan bakar untuk menjalankan generator listrik dan persediaan akan berkurang dipakai untuk musim dingin.
Cina adalah konsumen batubara terbesar dan membeli 32.88 juta ton batubara pada bulan lalu naik 76% dari tahun lalu data dari General Administration of Custom pada hari Rabu. Naik dari 28.05 juta ton di bulan Agustus.
Beberapa negara bagian di Cina menderita karena kesulitan listrik karena pembangkit listrik kesulitanuntuk mendapatkan bahan bakar untuk generator listrik dan untuk dapat memenuhi breakeven dengan naiknya harga batu bara.
Harga Batubara termal Zhengzhou Januari teraktif mencapai rekor tertinggi 1.669,40 yuan ($259,42) per ton pada 8 Oktober. Kontrak telah meningkat lebih dari 200% tahun ini.
Tetapi kekurangan listrik diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun depan, dengan analis dan pedagang memperkirakan penurunan 12% dalam konsumsi listrik industri pada kuartal keempat karena pasokan batu bara berkurang dan pemerintah daerah memberikan prioritas kepada pengguna perumahan.
Awal pekan ini, China dalam langkah paling berani dalam reformasi sektor tenaga listrik selama beberapa dekade mengatakan akan memungkinkan harga listrik tenaga batu bara berfluktuasi hingga 20% dari tingkat dasar mulai 15 Oktober, memungkinkan pembangkit listrik meneruskan lebih banyak sumber daya. biaya pembangkitan yang tinggi untuk pengguna akhir komersial dan industri.
Produsen baja, aluminium, semen dan kimia diperkirakan akan menghadapi biaya listrik yang lebih tinggi dan lebih fluktuatif di bawah kebijakan baru, menekan margin keuntungan. Data pada hari Kamis menunjukkan inflasi gerbang pabrik pada bulan September mencapai rekor tertinggi.
Cina membeli batubara dari Australia dengan melepaskan larangan pembelian dari Australia selama tahunan import bahanbakar dari Australia dilarang secara tidak resmi,Pembangkit listrik juga mencari sumber batubara lainnya seperti dari Kazakhstan.
Perencana negara pada akhir September akan meningkatkan import batubara untuk mengurangi krisis pasokan.
China dan Mongolia akan bekerja sama untuk menaikkan import batubara.
Pada kuartal pertama tahun ini Cina mengimpor 230.4 juta ton batubara turun 3.6% dari tahun lalu.
Data Refinitiv mengatakan sebesar 15.39 juta ton batubara diharapkan sampai di Cina.
India
Perusahaan utilitas India berjuang keras untuk mengamankan pasokan batu bara karena persediaan mencapai titik terendah kritis setelah lonjakan permintaan listrik dari industri dan impor yang lamban karena rekor harga global mendorong pembangkit listrik ke tepi jurang.
Perusahaan di India berusaha mengamankan pasokan batubara karena persediaan batubara mencapai titik terendah dan kritis akibat lonjakan permintaan dari pembangkit listrk dan industri, karena impor lambat dan harga global yang tinggi.
Lebih dari setengah dari 135 pembangkit listrik tenaga batu bara di India hanya memiliki persediaan bahan bakar kurang dari 3 hari, menurut aturan pemerintah India setidaknya pasokan batubara cukup untuk 2 minggu.
India bersaing dengan pembeli seperti China, konsumen batubara terbesar di dunia, yang juga mengalami krisis listrik karena kekurangan bahan bakar .
Kenaikan harga minyak, gas, batu bara, dan listrik memberi tekanan inflasi di seluruh dunia dan memperlambat pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19.
Impor batubara mingguan rata-rata India selama Agustus hingga akhir September ketika harga batubara global naik lebih dari 40% ke harga tertinggi sepanjang masa , turun lebih dari 30% dari rata-rata selama tujuh bulan pertama tahun ini.
Total impor batubara untuk minggu terakhir berada di bawah 1,5 juta ton, terkecil dalam dua tahun.
Harga batubara dari eksportir utama telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa baru-baru ini, dengan harga Newcastle Australia naik sekitar 50% dan harga ekspor Indonesia naik 30% dalam tiga bulan terakhir.
Patokan harga batubara Indonesia bulan September adalah tujuh kali lebih tinggi dari bahan bakar kualitas serupa yang dijual oleh Coal India ke utilitas India, menurut perhitungan Reuters.
Pembangkit listrik India bersaing dengan lonjakan permintaan dari industri karena aktivitas ekonomi pulih dari gelombang terbaru pandemi COVID-19.
Konsumsi listrik di daerah industri termasuk Maharashtra, Gujarat dan Tamil Nadu tumbuh antara 13,9% dan 21% dalam tiga bulan yang berakhir September, analisis data Reuters
Ketiga negara bagian tersebut menyumbang hampir sepertiga dari konsumsi listrik tahunan India.
Uni Eropa
Krisis energi juga melanda Uni Eropa dan mempengaruhi perekonomian di Eropa, karena pabrik-pabrik terpaksa harus membayar gas alam yang mahal, sehingga mempengaruhi kenaikan dari harga komoditas lainnya. Akibatnya keuntungan dari perusahaan semakin kecil. Ditambah dengan mendekatnya musim dingin, lebih banyak lagi bahan bakar yang dibutuhkan sehingga harga bahan bakar akan meningkat lagi.
Pemasok batubara:
Harga batubara Seaborne Thermal di Asia naik ke harga tertinggi baru pada awal Oktober, dengan tanda-tanda bahwa ada peningkatan ekspor karena menutupi kekuatiran bahwa terjadi kekurangan batubara di importir utama Cina dan India.
Harga batubara Australia high grade thermal di pelabuhan Newcastle naik ke $229.11 per ton untuk seminggu ini sampai 8 Oktober kenaikan 12.5% dari minggu sebelumnya.
Indeks harga batubara naik 160% sejak 30 April sehingga berakhir $88.52 dan pada minggu lalu harga sempat turun dari 7 hari sebelumnya.
Patokan 6,000 kilocalorie perkg batu bara, sangat terkenal di Jepang dan Korea Selatan, sekarang naik 400% sejak September tahun lalu, dimana pada tahun lalu permintaan batu bara terendah 14 tahun karena lockdown di Asia, karena pandemi covid.
Bukan hanya batubara termal Australia yang melonjak, batubara pasokan dari Indonesia dengan kualitas lebih rendah 4.200 kkal/kg benar-benar mengungguli, dengan indeks mencapai rekor tertinggi baru $122,08 per ton dalam seminggu hingga 8 Oktober.
Kenaikan harga batubara dari harga terendah 2020 di $22,65 perton, naik 439% pada awal Oktober ini.
Data ekspor Indonesia dari BPS pada bulan September diperoleh dari pertambangan yang terbesar diperoleh dari batubara 70.33% , ekspor batu bara Indonesia meningkat 168.89% dari tahun lalu.
Pengaruh kenaikan harga batu bara pada saham2 di IDX Stock:
Sejalan dengan profit taking pada hari Senin maka semua saham batubara pada hari Senin mengalami penurunan.
Namun pengaruh kenaikan dari harga batubara dan harga dari komoditas energi menyebabkan harga saham-saham batubara meningkat pesat.
Saham BUMN :
PT Bukit Asam Tbk (PT BA) di 19 oktober 2021 di 2,280 naik 23.58% dari bulan lalu dan naik 38.54% dari tahun lalu.
Saham batubara lainnya:
Adaro Energy Tbk (ADRO) pada 19 Oktober 2021 di 1,850, naik 32.14% dari bulan lalu dan naik 51.54% dari tahun lalu.
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada 19 Oktober 2021 di 28,050, naik 85.76% dari bulan lalu dan naik 122.19% dari tahun lalu.
PT Indo Tambangnya Megah Tbk (ITMG) pada 19 Oktober 2021 di 25,600 naik 43.04% dari bulan lalu, dan naik 202.96% dari tahun lalu
PT Indika Energy Tbk pada 19 Oktober 2021 di 2,280 naik 70.79% dari bulan lalu dan naik 130.10% dari tahun lalu.
Kesimpulan :
Dengan adanya krisis energi global membuat harga batu bara masih bisa mengalami kenaikan, sementara selama minggu ini aksi profit taking membuat harganya akan mengalami penurunan.
Kekurangan batubara di Cina dan India akan berkurang di bulan mendatang sejalan dengan peningkatan impor batubara dan juga produksi dalam negeri, namun waktu diperlukan untuk mengurangi krisis ini, bisa saja sampai tahun depan harga batubara masih akan ada di harga tingginya.
Analisa tehnikal untuk batu bara dengan support 1 di $221.70 dan berikut ke $215.40 sedangkan resistant pertama di $244.90 dan di $251.20.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting