Menggapai Visi Indonesia Maju

0
746
Ilustrasi pendidikan di Indonesia. DOK: WORLD BANK

(Vibizmedia-Kolom) Tidak pernah habis saat kita membicarakan bagaimana Indonesia akan mencapai impian menjadi negara maju. Indonesia maju memang membutuhkan pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan ekonomi yang meningkat tidak akan berarti bila tidak ada pertumbuhan produktivitas. Indonesia akan tetap ada dalam tingkat kesejahteraan yang stagnant bila hal itu terjadi. Produktivitas nasional dipengaruhi oleh tiga hal yang kuat yaitu Human Capital, Social Capital & Institution.

Human Capital – SDM Unggul Indonesia

Human Capital oleh beberapa ahli diukur dengan Human Capital Index (HCI). HCI memberikan definisi baru tentang Human Capital dan mengukur kontribusi kesehatan dan pendidikan terhadap produktivitas pekerja generasi berikutnya. Negara dapat menggunakannya untuk menilai berapa banyak pendapatan yang mereka peroleh karena kesenjangan HC, dan seberapa cepat mereka dapat mengubah kerugian ini menjadi keuntungan jika mereka bertindak sekarang. Menurut World Bank seorang anak yang lahir di Indonesia saat ini akan menjadi 54 persen produktif ketika dia besar jika dia menikmati sepenuhnya pendidikan dan kesehatan penuh. Ini lebih rendah dari rata-rata untuk kawasan Asia Timur & Pasifik dan negara-negara berpenghasilan menengah ke atas. Antara 2010 dan 2020, nilai Human Capital Index (HCI) untuk Indonesia meningkat dari 0,50 menjadi 0,54.

Dari sudut pandang lain maka human capital juga bisa dilihat dari komposisi pendidikan yang sekarang ada pada penduduk usia kerja. BPS merilis laporan bagaimana profil dari angkatan kerja Indonesia saat ini. BPS melakukan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) secara rutin dilakukan pada bulan Februari dan Agustus. Untuk bulan Agustus jumlah sampel 30.000 BS (300.000 ruta) yang tersebar secara proporsional hingga level kabupaten/kota.

Sumber: BPS

Sebagian besar penduduk bekerja, yaitu sekitar 82,02 juta orang (63,85%) merupakan pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu). Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, dan masih mencari atau menerima pekerjaan lain. Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk bukan angkatan kerja dan memiliki pengalaman berhenti bekerja karena Covid-19 pada periode Februari-Agustus 2020.

Bagaimanakah komposisi pendidikan dari tenaga 138,22 juta angkatan kerja Indonesia. Sekitar 12,33% dari total penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma ke Atas). SD ke Bawah 49,96 juta orang (38,89%), SMP 23,47 Juta Orang (18,27%), SMA 24,34 juta orang (18,95%), SMK 14,85 juta orang (11,56%).

Sumber: BPS

Kondisi ini adalah tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan produktifitas. Perlu dipikirkan adalah adanya pendidikan vokasi yang bisa membuat percepatan peningkatan kualitas pendidikan angkat kerja Indonesia. Kerjasama antara akademisi, swasta, pemerintah dibutuhkan untuk Indonesia Maju. Peran serta private sector adalah membuat pertumbuhan kualitas dari sumber daya manusia melalui transformasi teknologi yang digunakan perusahaan. Selain itu diperlukan semangat untuk berinovasi, melakukan kreatifitas dan memiliki nilai-nilai luhur dalam kehidupannya.

Social Capital – Gotong Royong

Social Capital adalah network masyarakat, kerjasama, sejauh mana kolaborasi yang kuat yang terjadi. Social Capital adalah berfungsinya kelompok sosial secara efektif melalui hubungan interpersonal, rasa identitas bersama, pemahaman bersama, norma bersama, nilai bersama, kepercayaan, kerja sama, dan timbal balik.

Indonesia memiliki modal sosial yang tinggi karena semboyan Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda tetapi satu dan memiliki nilai gotong royong yang ada pada masyarakat. Gotong royong merupakan kekuatan yang sudah terbukti membuat Indonesia dapat melalui masa-masa sulit dengan baik. Indonesia perlu untuk menjaga semangat kesatuan dan persatuan ini agar berhasil mencapai tujuan nya sebagai Indonesia Maju.

Institusi – Pemerintahan Yang Bergerak Cepat

Semangat masyarakat, dan kerjasama harus disertai dengan institusi yang memayungi perubahan. Institusi mempengaruhi reformasi, bila seperti Indonesia dengan sistem presidential dengan multi partai saat ini memang tidak mudah untuk bergerak cepat, melakukan perubahan bukan hal yang mudah karena harus mengakomodir semua pihak. Namun bisa diatasi dengan pendekatan agile government dimana pemerintahan bergerak dengan prinsip not agree on rule but agree on principal. Pemerintah sekarang sudah melakukan pendekatan ini yang tertuang pada UU cipta kerja, membuat pergerakan yang cepat untuk sebuah pembangunan.

Tiga hal utama ini : Human Capital, Social Capital & Institution, perlu berjalan dalam pengawasan bersama untuk mencapai Indonesia maju. Indonesia memiliki kelebihan atas tiga hal ini. Banyak tantangan yang dihadapi, namun Indonesia telah melalui segala tantangan dengan kemenangan. Salam Indonesia Maju!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here