(Vibizmedia – National) – Polusi sudah menjadi masalah di berbagai kota di dunia ini. Setiap negara saat ini memiliki program untuk mengatasi polusi dengan mengurangi sampah khususnya plastik. Pemerintah telah mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, misalnya jika kita berbelanja di supermarket, Alfamart, Lottemart saat ini dikenakan biaya untuk plastik belanjaan kita, dan dihimbau untuk membawa tas sendiri.
Ministry of Finance Festival (MOFEST) 2019 Pontianak yang diselenggarakan pada Sabtu (03/08) di Auditorium Universitas Tanjungpura, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga mengangkat tema penting mengurangi konsumsi plastik dengan tema Tackling Plastic Pollutions. Dua narasumber pada sesi ini adalah Direktur Tarif dan Fasilitas Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Nirwala Dwi Heryanto dan Arsitek dan Pelaku Hidup Minim Sampah Astri Puji Lestari.
Nirwala menjelaskan bahwa pemerintah berusaha untuk merangkul semua pihak dalam menyelesaikan persoalan besarnya konsumsi plastik di masyarakat Dia mengatakan bahwa lingkup terkecil masyarakat, yaitu rumah tangga, sangat bisa turut serta mengurangi konsumsi plastik. Sampah bisa dipilah sejak dari rumah tangga. Nirwala mengambil contoh, di Jepang tim pemungut sampah sudah memiliki jadwal memungut sampah berdasarkan jenisnya sehingga pengelolaannya menjadi lebih mudah, demikian dilansir dari Kementerian Keuangan.
Dalam kesempatan itu, Nirwala menjelaskan tentang kebijakan cukai plastik. Cukai plastik diterapkan untuk mengendalikan konsumsi plastik, bukan hanya untuk mendapatkan penerimaan. Pengenaan cukai plastik juga diharapkan dapat diimplementasikan dengan ear marking. Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan penerimaan negara dari cukai plastik untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah.
Sementara itu, Astri Puji Lestari mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada gaya hidup minim sampah bermula dari kegelisahannya sebagai arsitek. “Saya ingin merancang hidup, bukan hanya merancang rumah,” ungkapnya.
Menurut Astri, ada banyak cara yang bisa dilakukan generasi muda untuk terlibat dalam gerakan mengurangi konsumsi plastik. “Pemerintah bergerak dalam area makrokosmos seperti membuat regulasi, sedangkan anak muda bisa berperan dalam hal mikrokosmos,” ujar Astri.
Salah satu contoh konkretnya adalah dengan mulai membuka hati untuk cari tahu tentang gerakan ramah lingkungan. Mulailah berpikir untuk menyelamatkan diri sendiri dengan hidup ramah lingkungan dengan demikian dia sedang menyelamatkan dunia bersama-sama dengan yang lain.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Editor : Asido Situmorang