(Vibizmedia – Nasional) Dalam upaya memanfaatkan momentum 15 tahun, Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo sebanyak 3500 relawan yang berasal dari 30 kelompok relawan, hari Minggu (24/7) di Wisma Serba Guna, Jakarta.
Ketatnya persaingan antar negara saat ini, menjadi moment yang perlu dimanfaatkan, sebab menjadi persaingan dalam memperebutkan aliran dana. Mempercepat pembangunan infrastruktur menjadi salah satu cara yang ditempuh pemerintah dalam memenangkan persaingan tersebut.
Pembangunan infrastruktur merupakan pondasi dalam memenangkan persaingan, untuk itulah pemerintah memulainya terlebih dahulu. Pembangunan infrastruktur, kalau sudah dimulai akan sulit dihentikan, ungkap Presiden Joko Widodo, Minggu (25/7).
Presiden Joko Widodo sampaikan bahwa kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur seringkali adalah birokrasi. Dengan dilakukannya deregulasi kebijakan di daerah diharapkan dapat terjadi efisiensi di semua tingkat pemerintahan dan kecepatan pemerintah melayani masyarakat sehingga menjadi kunci memenangkan kompetisi persaingan tersebut.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan berbagai terobosan untuk bisa tinggal landas, kesempatan hanya 15 tahun ke depan yaitu hingga 2030, kalau tidak Indonesia hanya akan tinggal di landasan.
Kebijakan tax amnesty menjadi contoh terobosan yang dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan usulan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sehingga ribuan triliun rupiah dana yang disimpan di luar negeri dapat dibawa kembali ke dalam negeri.
Hasil dari dana yang berhasil ditarik tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat. Setelah menjabat selama 2 tahun, ditengah-tengah hampir semua negara mengalami tekanan ekonomi dunia bahkan ada yang ekonominya yang mengalami minus 1-2% bahkan hingga 7%.
Indonesia adalah salah satu negara yang dapat tumbuh di angka 5% dan Presiden berharap agar saat ini adalah titik balik ekonomi nasional karena Indonesia mengambil kesempatan yang ada, yang dimulai dari deregulasi ekonomi, ungkap Presiden.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela