(Vibizmedia-Commodity) – Di akhir perdagangan komoditas sesi Amerika beberapa saat lalu Jumat (16/08), harga emas masih menunjukkan pergerakan yang tinggi meskipun dolar AS kembali mencetak penguatan ke posisi tertinggi 10 hari. Pada umumnya kekuatan dolar AS selalu membuat harga emas turun.
Harga emas naik lebih tinggi karena kekhawatiran atas penurunan ekonomi global dan kurangnya kejelasan pada front perdagangan AS-China membuat investor terus memburu aset safe haven seperti obligasi pemerintah AS.
Harga emas spot atau LLG ditutup menguat 0,5% menjadi $1,524.47 per troy ounce setelah sempat menyentuh $1,526.94 per troy ounce. Demikian juga dengan harga emas berjangka Amerika naik 0,5% pada $1,535,4 per troy ounce. Kenaikan harga emas juga mendapat sentimen penurunan lanjutan imbal hasil obligasi AS.
Posisi imbal hasil obligasi Amerika Serikat masih sangat lemah di kisaran terendah sejak Maret 2017 untuk jangka 10 tahun. Demikian juga posisi imbal hasil obligasi jangka panjang 30 tahun semakin ambruk ke posisi terendah 3 tahun.
Saham Wallmart Sumbang Rebound Bursa Amerika, Hanya Nasdaq Negatifhttps://t.co/KuEsXsVjX5#market #bursa #saham #IHSG #dolar #forex #mining #bitcoin #wallstreet #amerika #JumatBerkah pic.twitter.com/sb7tJauYuJ
— vibiznews.com (@vibiznews) August 16, 2019
Namun kenaikan harga emas dibatasi oleh keuntungan yang didapat perdagangan bursa saham Amerika serta laju dolar AS merespon positif rilis data penjualan ritel AS Amerika Serikat yang kuat.
Harga emas pekan ini sempat melonjak tinggi ke posisi tinggi enam tahun karena kekhawatiran resesi global pasca keresahan perang perdagangan, keresahan di Hong Kong dan kemerosotan dalam aset pasar berkembang.
Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center, harga emas LLG akan semakin kuat menuju posisi resisten 1528.80 – 1534.42. Namun jika bergerak lemah akan meluncur ke posisi support 1507.60 – 1500.24.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang