(Vibizmedia – Kolom) – Berinvestasi adalah salah satu cara yang signifikan untuk mencapai tujuan keuangan. Investasi tanpa tujuan keuangan yang jelas tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Begitu pula dengan investasi pada instrumen reksa dana. Ada berbagai jenis reksa dana, dan masing-masing memiliki karakteristik yang unik. Jika tidak memiliki tujuan dan rencana yang jelas, sangat besar kemungkinan Anda memilih jenis reksa dana yang salah. Investasi dalam reksa dana akan sia-sia, bahkan mungkin merugikan Anda.
Tujuan keuangan sebaiknya tertulis, realistis, spesifik, berjangka waktu yang jelas, dan terperinci. Agar semakin efektif, ada baiknya juga mendiskusikan tujuan Anda dengan keluarga atau sahabat. Dengan demikian tujuan keuangan Anda menjadi komitmen aktif, dan Anda akan lebih konsisten dengannya.
Membuat tujuan keuangan memang tidak mudah, apalagi membuat rencana keuangan untuk mencapai tujuan tersebut. Saat ini ada banyak buku yang dapat membantu Anda membuat tujuan dan rencana keuangan. Perusahaan sekuritas atau manajemen investasi yang baik tentu juga akan bersedia membantu Anda dalam membuat tujuan dan rencana keuangan. Jadi strategi yang pertama adalah “ Tentukan tujuan keuangan dan rencana keuangan Anda”.
Kedua Anda harus menentukan reksa dana apa yang Anda pilih. Jika Anda memilih reksa dana saham, jenis reksa dana saham memiliki volatilitas tinggi. Berusaha mengikuti volatilitas tersebut, membeli pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi, mungkin terlihat menyenangkan dan memberikan tingkat pengembalian yang besar. Masalahnya adalah mengikuti volatilitas harga reksadana saham memerlukan keahlian dan pengalaman yang tinggi. Sedangkan kebanyakan investor tidak memiliki kedua hal tersebut. Mereka akan membeli pada harga yang tinggi dan menjualnya pada harga yang masih rendah. Hal ini sangat disayangkan, sebab sesungguhnya arah pergerakan pasar selalu dapat ditebak: berfluktuasi.
Beberapa penelitian terhadap perilaku investor di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa strategi trading menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih kecil daripada buy-and-hold. Alasannya, trading menimbulkan biaya operasional (riset dan komunikasi), opportunity cost (kesempatan yang hilang) karena menahan kas, komisi untuk broker, dan pajak. Hasil penelitian tersebut masuk akal terutama jika diterapkan pada investor individual, yang tidak memiliki banyak waktu, tenaga, dana dana untuk melakukan riset. Sehingga informasi yang diperoleh hanyalah perubahan angka di surat kabar setiap hari.
Reksa dana saham dan reksa dana lainnya (kecuali pasar uang) merupakan instrumen investasi jangka panjang. Maka tidak ada gunanya memperhatikan volatilitas jangka pendek, dan menjadikan volatilitas tersebut sebagai dasar pertimbangan untuk membeli atau menjual. Dengan berinvestasi untuk jangka panjang, nilai pasar reksa dana Anda secara rata-rata akan selalu lebih besar daripada harga belinya. Anda berarti membuat volatilitas pasar bekerja melindungi nilai investasi Anda. Andapun tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengamati pergerakan nilai reksa dana setiap hari. Anda tidak perlu menunggu kapan harga suatu reksa dana tinggi atau rendah.
Ketiga, sebelum memilih reksa dana, Anda harus menentukan tingkat pengembalian yang Anda butuhkan, dan tingkat risiko yang dapat Anda tanggung. Anda juga harus menentukan berapa lama akan berinvestasi di reksa dana. Kecuali reksa dana pasar uang, reksa dana lainnya adalah instrument investasi jangka panjang. Artinya, Anda harus berinvestasi setidaknya lebih dari 1 tahun untuk hasil yang lebih optimal.
Setelah itu, Anda baru dapat memilih reksa dana yang sesuai dengan karakteristik Anda. Perusahaan sekuritas yang baik pasti bersedia membantu dalam menentukan karakteristik tingkat pengembalian dan risiko Anda. Biasanya melalui kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan lisan dapat terbaca profil risiko Anda. Ingatlah bahwa yang menjadi pertimbangan adalah kecocokan suatu reksa dana terhadap karakteristik investasi Anda, bukan seberapa besar tingkat pengembalian reksa dana tersebut.
Anda juga harus berhati-hati dalam memilih pengelola reksa dana. Kualitas pengelola reksa dana berpengaruh terhadap kinerja reksa dana Anda. Dalam setiap prospektus reksa dana pasti terdapat bagian tentang latar belakang dan track record pengelolanya. Sebagai permulaan, sebaiknya Anda hanya mempertimbangkan pengelola reksa dana yang sudah mapan. Oleh sebab itu” Carilah reksa dana yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Anda.”
Strategi keempat adalah diversifikasi. Terkenal dengan motto “don’t put egg in one basket”
Diversifikasi berarti menyebarkan uang Anda ke dalam beberapa jenis investasi. Tujuan diversifikasi adalah mengamankan kinerja portofolio investasi Anda. Dengan diversifikasi, kinerja buruk suatu investasi dapat diimbangi oleh kinerja baik investasi lainnya. Reksa dana memungkinkan Anda melakukan diversifikasi investasi pada berbagai industri, perusahaan dan instrumen keuangan tanpa memperhatikan jumlah uang Anda.
Akan tetapi , diversifikasi pada suatu reksa dana sebenarnya hanya menghilangkan financial risk atau interest rate risk saja. Para manajer investasi melakukan riset yang mendalam sehingga dapat memilihkan saham atau obligasi perusahaan-perusahaan terbaik ke dalam reksa dana Anda. Tetapi, mereka tidak dapat berbuat apa-apa jika terjadi krisis yang melanda industry tertentu. Dengan kata lain, memiliki reksa dana tidak melindungi Anda dari market risk. Untuk melawan inflation risk, Anda dapat menggunakan reksa dana jenis saham atau campuran, yang memiliki hasil lebih tinggi atau sebanding dengan tingkat inflasi.
Memiliki lebih dari satu jenis reksa dana akan mengurangi market risk yang harus Anda tanggung. Misalnya, memiliki reksa dana saham dan pendapatan tetap sekaligus. Jika terjadi krisis yang menekan pasar saham – dan tentunya menekan reksa dana saham, maka portofolio Anda masih memiliki reksa dana pendapatan tetap yang berkinerja baik. Begitu pula jika terjadi peningkatan suku bunga yang menekan harga obligasi – dan tentunya menekan reksa dana pendapatan tetap maka portofolio Anda tidak akan terganggu sebab masih memiliki reksa dana saham yang berkinerja baik.
Memiliki beberapa reksa dana sejenis yang berbeda alokasi asetnya juga merupakan bentuk diversifikasi. Meski cara ini kurang efektif karena Anda tidak bisa mengendalikan keputusan manajer investasi dalam mengelola reksa dana Anda. Dengan hanya berinvestasi pada reksa dana, betapapun terdiversifikasinya, Anda masih memiliki market risk dan inflation risk yang besar. Untuk mengurangi kedua jenis risiko tersebut, berinvestasilah juga pada instrument lainnya seperti property, emas, dan sebagainya. Jadi “optimalkan investasi Anda dengan diversifikasi.”
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting
Editor : Asido Situmorang